Click here for Myspace Layouts

Rabu, 22 September 2010

Keterangan-keterangan pada Hadits

ISTILAH DAN KETERANGAN
1. SAHABAT
Ialah orang yang berjumpa dengan Nabi SAW dan ia sebagai orang islam, dan mati dalam islam (tidak murtad)
2. TABI’I (TABI’IN)
Orang islam yang berjumpa dengan sahabat, dan mati dalam keislaman. Ia tidak pernah berjumpa dengan Nabi.
3. TABI’UT-TABI’IN
Oran islam yang berjumpa dengan Tabi’i, dan mati dalam keislaman. Ia tidak pernah berjumpa dengan
sahabat ataupun Nabi.

4. HADITS
Ialah perkataan Nabi, perbuatannya dan persetujuannya, yakni perkataan atau perbuatan sahabat yang disetujui oleh Nabi.
5. MATAN
Ialah “susunan kata-kata hadits”
6. SANAD/ISNAD
Jalan matan dari Nabi saw sampai kepada Mukharrij atau Mudawwin (yang mengumpulkan hadits, yang mengeluarkan hadits), seperti bukhari, Muslim dll
7. RAWI
Ialah tiap-tiap orang yang menjadi perantara menyampaikan matan. Misalnya sebuah matan diterima dari Nabi oleh si A, kemuadian disampaikan kepada si B, oleh si B disampaikan lagi kepada si C, dari si C ke si D, dan seterusnya: maka si A, si B, si C dst. Disebutnya “rawi”, adapun rangkaian ABCD disebut “sanad”, jadi sand itu terdiri dari rawi-rawi yang berturut-turut menyampaikan suatu matan hadits.
8. GHARIB
Ialah hadits yang mempunyai satu sanad saja.
9. ‘AZIZ
Ialah hadits yang mempunyai dua sanad saja.
10. MASYHUR
Ialah hadits yang mempunyai sanad lebih dari dua, tapi masih dapat diketahui jumlahnya.
11. MUTAWATIR
Ialah hadits yang mempunyai sanad yang banyak sehingga tak diketahui lagi jumlahnya.
12. MARFU’/MAUSUL
Hadits yang sampai sanadnya kepada Nabi s.a.w
13. MAUQUF
Khabar yang sanadnya hanya sampai kepada sahabat.
14. MU’ALLAQ
Hadits yang tidak disebutkan sanadnya.
15. MURSAL
Ialah Tabi’in meriwayatkan dari Nabi s.a.w dengan tidak melalui sahabat.
16. MU’DLAL
Ialah Tabi’ut-Tabi’in meriwayatkan dari Nabi atau dari Sahabat dengan tidak melalui Tabi’in.
17. MUNQATHI
Ialah gugur (hilang) seorang rawi atau dua dalam sebuah sanad selain dari sahabat dan Tabi’in.
18. MUDALLAS
Hadits yang didalam sanadnya ada seorang rawi yang tidak mau menyebutkan orang yang memberi hadits kepadanya, rawi tersebut disebut “mudallis”, haditsnya disebut “mudallas”, perbuatannya di sebut “tadlis”
19. MAUDLU’
Hadits yang didalam sanadnya ada rawi pendusta.
20. MATRUK
Hadits yang didalam sanadnya ada rawi yang dituduh berdusta.


21. MUDHAJ
a. “Mudrajul-matan”
Hadits yang terselip dalam matannya perkataan rawi, sehingga meragu-ragukan atau disangka bahwa perkataan rawi itu adalah perkataan Nabi s.a.w.
b. “Mudrajul-isnad”
Yang dalam sanadnya terselip seorang rawi, padahal ia tidak iut meriwayatkan hadits tersebut.
22. MUDLTHARRIB
Sebuah hadits yang diriwayatkan oleh seorang rawi dengan sebuah susunan kata, tetapi rawi itu pula meriwayatkan hadits itu pula dengan susunan kata yang tidak sama maknanya. Atau ia meriwayatkan hadits dengan sebuah sanad, kemudian ia meriwayatkan lagi dengan sanad itu pula tapi matannya ada perubahan, sehingga sukar ditentukan mana yang benar.
23. MAQLUB
Hadits yang terbalik susunan katanya, misalnya seharusnya “kanan dan kiri” tapi diriwayatkan “kiri dan kanan”. Demikian pula dalam sanad, misalnya seharusnya, “Ubay bin Ka’ab” terbalik jadi “Ka’ab bin Ubay”
24. MA’LUL/MU’ALLAL/MU’TAL
Ialah hadits yang mempunyai cacat (illat)
25. MAHFUDZ
Dua buah hadits shahih atau hasan, bertentangan maka yang lebih kuat disebut hadits “mahfudz”, adapun yang lainnya disebut hadits “syadz”.
26. SYADZ
Lihat No. 25 (Mahfudz)
27. MA’RUF
Dua hadits lemah bertentangan, maka yang agak kuat disebut “ma’ruf” dan yang lainnya disebut hadits “munkar”
28. MUNKAR
Lihat No. 27 (Ma’ruf). Dan menurut sebagian ulama hadits bahwa hadits yang pada sanadnya ada rawi yang banyak salahnya, maka itu disebut hadits “munkar”.
29. SHAHIH
Ialah yang rawi-rawinya tidak tercela, sanadnya tidak putus, tidak berillat, tidak berselisih dengan yang lebih kuat, maknanya tidak berselisih dengan Al-Qur’an atau dengan hadits Mutawatir.
30. HASAN
Sama dengan hadits Shahih, hanya dalam sanadnya ada rawi-rawi yang mempunyai sedikit kesalahan, seperti kelalaiannya atau kurang kuat hafalannya.
31. DLA’IF (LEMAH)
Sebaliknya dari hadits shahih dan hasan.
32. QUDSI
Ialah hadits yang maknanya dari Tuhan tapi susunan katanya dari Nabi s.a.w
33. DISAHKAN oleh Si Fulan,
Ialah si Fulan menganggap hadits itu shahih.
34. DIHASANKAN
Dianggap Hasan.
35. DILEMAHKAN
Dianggap lemah
36. DITAMBAH
Dalam riwayat yang ada tambahannya, dan tambahan itu bukan dari rawi, tapi dari Nabi s.a.w
37. TUJUH
Ahmad, Bukhari, Muslim, Abu Daud, Ibnu Majah, Tirmidzi, Nasa’i.
38. ENAM
Bukhari, Muslim, Abu Daud, Ibnu Majah, Tirmidzi, Nasa’i.
39. LIMA
Ahmad, Abu Daud, Ibnu Majah, Tirmidzi, Nasa’i.
40. EMPAT
Abu Daud, Ibnu Majah, Tirmidzi, Nasa’i.
41. TIGA
Abu Daud, Ibnu Majah, Tirmidzi.
42. MUTTAFAQ ‘ALAIH
Bukhari-Muslim.
43. DARI PADANYA.
Dari rawi pada hadits nomor sebelumnya.
44. MENTARJIH
Menganggap lebih kuat (benar)
45. MAJHUL
Rawi yang tidak dikenal.
46. S.a.w
Salallahu ‘alaihi wasallam.
47. R.a
Radiallahu’anhu.

Oleh : Riadhus Shalihin

0 komentar:

Posting Komentar

Followers

Share

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites